Jumat, 29 Oktober 2021

[REVIEW] Pathfinder: Wrath of the Righteous—Ciptakan Jalanmu Sendiri

Seri Pathfinder mungkin kedengar cukup asing dalam telinga kita. Yap, seri itu memang dibikin benar-benar kompleks dan terbagi dalam beberapa macam, salah satunya permainan papan, kartu, buku narasi, dan games versus digital yang umumnya dibuat untuk basis Windows (PC). Nach, ada dua seri populer dalam waralaba ini, yaitu Pathfinder: Kingmaker dan Pathfinder: Wrath of the Righteous.


Sayang, seri Pathfinder: Kingmaker yang di-launching pada 2018 itu memperoleh banyak kritikan walau tidaklah sampai membuat tersuruk. Well, pada 2 September 2021 lalu, Owlcat Games—melalui META Publishing—telah melaunching seri terkini yang dengan judul Pathfinder: Wrath of the Righteous untuk multiplatform, yaitu Windows (PC), macOS, PS4, dan Xbox One.


Bagaimana kesan-kesan penulis dalam mainkan seri terkini dari Pathfinder ini? Masihkah tampil biasa-biasa saja seperti perintisnya? Yok, baca beberapa pembahasan dan ulasan Pathfinder: Wrath of the Righteous berikut ini.


1. Plot masih bergelut dengan kebaikan menantang kejahatan



Plot dan alur cerita khusus dalam RPG ini kali masih termasuk sama dengan games semacam. Pada dasarnya, kebaikan akan menantang kejahatan yang sudah tidak tertahan kembali di dunia. Tetapi, di sini, kita lebih bebas saat menentukan jalan hidup dari watak dimainkan. Bukannya selalu bela kebenaran, kita malah menjadi sisi dari kejahatan tersebut.


Penulis sempat mainkan games ini sepanjang 10 jam—memang jauh dari cukup. Tetapi, penulis cukup intensif dan memahami jika Pathfinder: Wrath of the Righteous datang dengan latar narasi yang memiliki bobot dan benar-benar berlainan dengan perintisnya. Kita akan ada di sebuah realm atau dunia yang dipenuhi oleh kemampuan jahat, seperti iblis, penyihir, monster, dan substansi yang lain.


Apa watak bisa menjadi hero atau bad guy, itu bergantung bagaimana kita pilihnya. Kita dituntut untuk pelajari dan jalani games ini dengan kompleks dan linear supaya memahami akan segalanya yang akan dibuat. Kita menelusuri Worldwound, sebuah dunia yang mempunyai sela atau gerbang antardimensi yang menyebabkan beragam intimidasi di semua negeri.


Beberapa negara dan kerajaan mulai kerepotan dalam hadapi dunia iblis. Cerita klisenya, kamu akan tergabung ke barisan pahlawan yang bekerja menantang kemampuan jahat itu. Jalankan watak di di dunia yang gelap dan sarat dengan teror mistik menjadi satu diantara sisi paling hebat untuk dilaksanakan dalam games ini.


2. RPG isometrik yang kental dengan pergerakan taktis


Pathfinder: Wrath of the Righteous terang tawarkan suatu hal yang lain dibandingkan games semacam. Games ini secara tegas mempunyai proses sebagai RPG isometrik seperti Dragon Age: Origins dan Divinity: Orisinal Sin. Tetapi, di sini, kamu tidak langsung bisa hajar kromo dan mengerubut musuh-musuhmu sampai meninggal. Masalahnya developer masukkan elemen turn-based sebagai pendamping prosesnya.


Apa tidak berkesan sulit dan berbelit-belit? Menurut penulis, gameplay yang ada memang berkesan benar-benar taktis, tetapi tidak sesulit yang dipikirkan. Itu penyebabnya, mayoritas waktu akan kita habiskan untuk nikmati segi gameplay-nya yang demikian taktis dan memiliki bobot. Tetapi, bila kalian terlatih mainkan RPG, jenis The Witcher atau Skyrim, permainan taktis ala-ala Pathfinder: Wrath of the Righteous perlu penyesuaian yang dalam.


Pada awal permainan, kita akan pilih watak yang akan dimainkan. Ada 25 kelas dan 12 ras yang dapat diputuskan sebagai watak dasar. Tidak cuman sampai di sana, beberapa karakter menguasai bisa juga diputuskan untuk tentukan skema permainan kita. Nach, antiknya, developer menyuntikkan banyak sekali modifikasi mantra, jurus, dan kemampuan yang akan mempengaruhi style bermain gamer.


Pada umumnya, proses permainan yang didatangkan dalam games ini telah lebih bagus bila dibanding dengan Pathfinder: Kingmaker. Pasti dapat diperlukan saat yang benar-benar lama untuk menamatkan games ini ingat ada banyak sekali mekanisme battle yang perlu digerakkan dengan strategi dalam, belum juga bila harus ikuti plot ceritanya yang berkesan lamban.


3. Kualitas visual dapat menjadi harga jual


Kemungkinan penampilan visual dalam Pathfinder: Wrath of the Righteous tidak dapat disebutkan benar-benar mempesona. Kenyataannya, jarang games sejenis RPG isometrik yang mempunyai grafis yang betul-betul wah. Kembali juga, tidakkah sebuah RPG isometrik lebih harus menunjukkan kedalaman narasi dan proses gameplay? Nach, di mata penulis, games ini telah datang dengan grafis yang oke dan dapat menjadi harga jual yang bagus.


Menghajar monster akan terlihat beringas karena banyak sekali cipratan darah yang dibuat. Belum juga ,beberapa serangan sichir yang dilemparkan substansi iblis dari beragam segi tampil bagus. Ada banyak bug kecil yang penulis dapatkan di saat keadaan battle. Tetapi, segi error itu tidaklah sampai mengusik jalan permainannya dan masih dipandang benar-benar minor.


Untuk versus PC, detail yang disuruh tidak demikian tinggi. Dengan RAM 8 GB, processor Core i5, dan GPU sama dengan GeForce 940M, kamu bisa jalankan games ini secara lancar. Kemampuan file-nya terhitung di kelas menengah, yaitu 55 GB. Bagaimana? Lumayan ringan untuk digerakkan, kan? Selekasnya saja membeli dan install games ini di PC punyamu.

Baca Juga : [REVIEW] Into the Pit—Begitu Gampang dan Menyenangkan

4. Audio kedengar sepi



Ini kemungkinan memiliki sifat benar-benar relatif. Tetapi, dalam telinga penulis, kualitas audio yang diperlihatkan dalam Pathfinder: Wrath of the Righteous masih tidak cukup memiliki bobot dan kesusahan menyeimbangi plot ceritanya yang dalam. Ada beberapa dungeon yang tidak ditranslate secara bagus lewat audionya. Bahkan juga, kualitas pengisi suaranya kedengar biasa saja.


Audio dan semua jenis suara yang dibikin oleh developer tak berarti jelek. Dia masih kedengar jernih dan cukup pantas untuk didengarkan. Tetapi, ada beberapa sisi dalam games yang berkesan sepi dan tidak mempresentasikan dunia yang dark dan menakutkan. Untungnya, malah di sini developer dapat bermain aman karena jarang diketemukan suara yang overloud.


5. Terang lebih bagus daripada perintisnya


Pathfinder: Wrath of the Righteous terang datang dengan plot dan style permainan yang lebih baik daripada perintisnya. Dia sanggup tampil jadi RPG isometrik dengan proses taktis yang intensif dan buat ingin tahu dari hari ke hari. Belum juga bila menyaksikan penampilan visualnya, dia telah terhitung dalam kelompok baik.


Tetapi, games ini kelihatannya akan susah dicintai oleh kalian yang fanatik dengan RPG, seperti Elder Scrolls, The Witcher, atau Dragon Age: Inquisition. Di satu segi, proses turn-based yang ada mampu jadi hal fresh yang mempertajam otak. Di lain sisi, mekanisme jenis ini menjadi sebuah bumerang karena berkesan berbelit-belit.


Well, tidak ada gading yang tidak rengat, kan? Penulis memberikan score akhir 4/5 untuk Pathfinder: Wrath of the Righteous. Tanpa berasa, games ini akan habiskan waktu tidur dan membuat kamu kerap bergadang. Bagaimana? Apa kamu siap untuk membuat jalan hidupmu sendiri?


Read more →

[REVIEW] Into the Pit—Begitu Gampang dan Menyenangkan

Ada sebuah games murah di Steam yang dipasarkan dengan harga Rp95.999 dan barusan di-launching pada 19 Oktober 2021 kemarin. Yap, games itu dengan judul Into the Pit garapan Nullpointer Game dan dipasarkan di bawah distributor Humble Game. Games ini sebagai kreasi indie yang ditujukan untuk pemakai Windows (PC) dan konsol Xbox One.


Apa Into the Pit mampu mengusung nama developer ke atas pentas kompetisi di dunia games? Seharusnya kamu baca ulasan Into the Pit dari penulis untuk games dengan proses menarik ini.


1. Cerita pemburu sichir dalam hadapi portal iblis



Plot yang mengusung cerita mengenai sichir dan dunia mistik mungkin demikian digemari oleh beberapa gamer di dunia. Minimal, ada banyak sekali komponen sichir yang didatangkan dalam games berbasiskan RPG dan hack and slash. Cerita yang diperlihatkan dalam Into the Pit juga begitu. Dia searah dengan cerita-kisah pemburu iblis yang lain.


Di sini, kamu akan bekerja sebagai pemburu sichir yang berkekuatan mistik karena watakmu sebagai turunan dari keluarga yang profesinya sebagai pemburu tukang sichir. Di suatu waktu, kamu dengar berkenaan rumor ada portal iblis yang mengakibatkan banyak daerah alami kegelapan.


Tidak sampai di sana, watak kita dan ponakannya yang namanya Luridia ditugaskan untuk menyelidik sebuah dusun yang diperhitungkan terkuasai oleh kemampuan sichir jahat. Nach, disini, penjelajahanmu akan diawali secara intensif. Pemain dituntut untuk menyelidik sekalian menangani kemampuan jahat yang entahlah darimanakah hadirnya.


2. Proses permainan yang lumayan gampang


Dapat disebutkan jika Into the Pit terhitung ke games sejenis first-person shooter (FPS) yang digabungkan dengan roguelike, yaitu proses permainan yang menyuntikkan elemen kematian tetap pada watak. Yap, bila watakmu meninggal di tengah-tengah jalan, kamu akan mengulang-ulangnya dari sejak awalnya atau lewat checkpoint yang jaraknya lumayan jauh.


Apa proses semacam ini dapat membuat frustrasi seperti seri games dengan judul Dark Souls? Sayang, games ini dapat digerakkan dengan demikian gampang dan hampir tanpa rintangan sama sekalipun. AI lawan terlihat demikian noob dan kemampuannya kelihatan benar-benar tidak imbang dengan watak khusus. Kamu dapat dengan asyik memberondong musuh-musuhmu dengan kemampuan mistik yang kamu punyai.


Lalu, point setelah itu proses permainan yang cukup repetitif. Maknanya, selainnya ide yang selalu berulang-ulang, pemain bisa menamatkan games ini sama waktu yang cukup pendek. Disamping itu, macam gempurannya juga kurang bermacam. Baik itu gempuran dari watak atau lawan, semua kelihatan benar-benar simpel dan susah mendapati di mana letak macamnya.


Bagaimana dengan kekuatan bosnya? Kelihatannya penulis rasakan hal sama gampangnya. Dengan seringkali gempuran taktis, watak bos akan ketidaktahuan dan itu peluang kita untuk merubuhkannya. Pada dasarnya, bertualang di dunia Into the Pit dirasakan gampang dan menyenangkan walau ada hati jemu di situ.


3. Penampilan visual masih kelihatan kaku


Terang jika Into the Pit tampilkan style visual retro yang berkesan kotak-kotak. Tetapi, lepas dari itu, penulis masih rasakan jika kualitas grafisnya cukup kaku. Sebagian besar bangunan dan object yang ada dilukiskan secara hampir sama. Dunia bawah tanah pun tidak dapat dicontohkan dengan lumayan baik, bukannya tampil menakutkan.


Tetapi, berita baiknya, developer mengikutkan banyak sekali warna menarik di saat mekanisme pertempuran berjalan. Kamu akan menyaksikan bagaimana sinar peluru dapat dilemparkan dengan warna yang demikian pekat . Maka, games ini kelihatannya memang konsentrasi dalam tindakan tembak lawan dengan lemparan peluru sinar yang demikian masif.

Baca Juga : 5 Bukti Minecraft 'The Wild Up-date', Bioma dan Mob Baru

4. Style audio yang berkesan FPS sekali



Into the Pit datang dengan style audio yang unik dan berkesan FPS sekali. Ketika tembak musuh-musuhmu, suara malah akan kedengar seperti kamu tembak dengan senapan mesin. Tidak berbeda jauh dengan games FPS yang menggunakan senjata kekinian, shooting sichir dalam games ini dilukiskan begitu.


Musiknya memadukan elemen seram dan retro yang cukup kental. Ketika kita masuk sebuah zone tertentu yang misteri, musik akan mengalun cukup creepy. Nach, demikian kita hadapi segerombolan iblis, musik akan cepat berpindah ke model retro yang cukup stabil. Mainkan Into the Pit akan bawa kita pada alunan audio yang bercabang dan memiliki sifat dualisme.


5. Bawa ide inovatif yang kurang dioptimalkan


Sebenarnya games ini telah datang dengan ide yang unik sekalian inovatif. Penulis sukai dengan gagasan narasi berkenaan portal iblis, kemampuan sichir, dan style watak yang dapat melemparkan banyak sekali peluru mistik dari ke-2 tangannya. Namun, ada beberapa kekurangan yang penulis rasakan saat mainkan Into the Pit sepanjang beberapa saat.


Pertama, plot khusus tidak sanggup diperkembangkan secara dalam oleh developer. Ke-2 , AI lawan yang demikian bodoh dan benar-benar gampang untuk ditaklukkan walau cuman memakai gempuran kecil. Lantas, ke-3 , kurangnya macam pergerakan atau gempuran dari semua watak dalam games ini, terhitung beberapa musuh kita. Paling akhir, kualitas visual dan audio yang berkesan tanggung untuk dicicipi.


Maka bagaimana ringkasannya? Well, penulis memberi score 3/5 untuk Into the Pit. Dapat disebutkan jika dengan demikian jumlahnya kekurangan, games ini masih tampil cukup karena proses memberondong iblis yang dipandang menyenangkan. Nach, dengan harga yang lumayan murah, rasanya games ini masih pantas untuk dibeli dan dimainkan diakhir minggu.


Read more →

Senin, 25 Oktober 2021

5 Bukti Minecraft 'The Wild Up-date', Bioma dan Mob Baru

Acara Minecraft Live 2021 yang diselenggarakan pada Sabtu (16/10/2021) umumkan up-date besar selanjutnya untuk games Minecraft. The Wild Up-date ini akan memfokuskan perhatian ke alam liar, baik yang cantik atau yang menakutkan.


Ingin tahu apa content baru dalam up-date terbaru Minecraft? Tanpa banyak basa-basi, yok baca rinciannya!


1. Bioma Deep Dark yang diselimuti kegelapan buat bergidik!



Sebetulnya Minecraft telah berasa seperti games seram karena dogma Herobrine dan musik menakutkan yang ada saat mengeksploitasi gua besar. Nach, Mojang Studios ajak kamu untuk mengetes nyali dengan menelusuri bioma gelap namanya 'Deep Dark'.


Bioma bawah tanah yang seperti terlihat puing-puing kota kuno yang misteri ini bukan hanya horor karena kegelapannya saja. Kenyataannya, ada blok bernama 'Sculk Shrieker' yang bisa menjerit saat kamu teridentifikasi oleh Sculk Sensor secara tidak menyengaja.


Sesudah menjerit, kamu akan terkena dampak Darkness. Kita mengambil gambar contoh di atas. Jika kamu terkena dampak Darkness, apa yang sebelumnya telah gelap jadi hitam pekat tanpa sinar.


Permasalahannya, bila jeritan ini terjadi berkali-kali, mob Warden akan tiba. Warden ialah mob baru yang tidak bisa menyaksikan. Makhluk yang mengerikan ini malah mengetahui pergerakan. Dengan begitu, kamu perlu menyelusup perlahan-lahan tetapi tentu saat larikan diri dari Warden. Yap, larikan diri. Karena, mob yang paling kuat ini direncanakan untuk dijauhi, tidak untuk ditantang.


2. Tak lagi hampa, bioma Swamp menjadi penuh kehidupan


Dahulu, bioma Minecraft yang paling kosong dan kurang akan pertanda kehidupan ialah bioma laut. Pikirkan saja, lautnya benar-benar luas tapi makhluk hidupnya terbatas pada cumi-cumi saja. Tetapi, hal tersebut berbeda saat Mojang Studios mengeluarkan Up-date Aquatic yang membuat laut semakin cantik. Sekarang, bioma Swamp atau rawa memperoleh pembaruan.


Bioma Swamp yang sebelumnya berasa hampa akan diisikan oleh pohon pertama di Minecraft yang bisa tumbuh di bawah air dan di tanah, yakni pohon bakau. Swamp ini jadi rumah untuk dua mob baru, kunang-kunang dan katak.


Kunang-kunang akan membuat malam hari di Swamp jadi hidup. Mereka akan jadi sumber makanan untuk mob berdarah dingin pertama di Minecraft, sang katak.


Katak menjadi satu diantara mob paling unik di Minecraft karena babak perkembangannya. Saat kecil, mereka ialah kecebong yang dapat kamu membawa dengan ember.


Wujud katak saat dewasa akan berlainan bergantung dengan biomanya. Selama ini, ada tiga tipe katak, yakni katak rawa, katak salju, dan katak tropis. Walau kelihatan berlainan, mereka sama menggemaskan!


3. Up-date didatangi banyak blok baru


Implikasi pohon bakau di Minecraft mempunyai makna jika kamu bisa memakai kayunya sebagai bahan bangunan. Selainnya blok yang terkait dengan pohon bakau, The Wild Up-date menambah blok menarik yang lain, yakni


-Mud Blok atau lumpur yang diketemukan di bioma Swamp, dapat dibikin dengan memakai Water Bottle pada Dirt Blok. Mud Blok dapat ditempatkan di atas Dripstone Blok untuk dikeringkan dan diganti jadi Clay Blok

-Mud Bricks yang dibikin dengan memadukan lumpur, pasir, dan gandum

-Sculk Blok yang diketemukan di bioma Deep Dark

-Sculk Catalyst yang bisa 'menyebarkan' Sculk Blok

-Sculk Shrieker yang menjerit, memberi dampak Darkness, dan bisa panggil mob Warden


Up-date ini jadi kiprah Boat with chest, yaitu sebuah kapal kayu yang mengusung chest. Dengan poin ini, kamu dapat bawa banyak barang saat ingin melalui perairan yang luas.


Baca Juga : Inovatif dan Menarik! 7 Games Ini Punyai Diagram yang Unik


4. Allay jadi juara penyeleksian mob baru



Peristiwa penyeleksian mob baru melalui pengambilan suara di Twitter cukup mendebarkan, apa lagi untuk mereka yang ingin mob kesukaannya jadi mob terkini di Minecraft. Dari ke-3 opsi, cuman satu sebagai juara, yakni Allay.


Makhluk imut warna biru muda ini menyenangi musik dan mempunyai nilai manfaatnya sendiri. Jika kamu memberikan mereka satu poin, Allay akan kumpulkan semakin banyak poin sama dengan yang jatuh di tanah.


Juara ini sukses menaklukkan mob Glare yang bisa mendapati tempat gelap di tingkat sinar 0 dan mob Copper Golem yang suka tekan Copper Buttons. Nampaknya, Allay punyai manfaat untuk perkebunan automatis, Glare membantu kamu dalam sesion Survival dengan tingkat kesusahan Hardcore, dan Copper Golem berguna untuk kepentingan proses Redstone.


5. Tidak ada tanggal launching yang jelas


Team Mojang Studios menjelaskan jika up-date terkini Minecraft akan datang tahun 2022 kedepan. Sayang, mereka masih rahasiakan tanggal dan bulan peluncuran The Wild Up-date.


Ini logis sehubungan mob katak saja masih juga dalam tahapan peningkatan. Nanti, ke-3 variasi katak bukan hanya berlainan secara design, tapi dari sisi hidupnya.


Wah, The Wild Up-date bagus sekali, ya! Dua bioma yang mempunyai kontras di antara satu dan lainnya tentu saja jadi daya magnet khusus. Menurut kamu, content The Wild Up-date apa yang buat kamu tidak sabar untuk cobanya?


Read more →

Inovatif dan Menarik! 7 Games Ini Punyai Diagram yang Unik

Keelokan pada suatu games tidak cuma dibuat oleh jalan ceritanya yang mengundang beragam tipe emosi, tetapi musik dan diagramnya. Tentu saja, games semakin memikat saat disertai dengan alunan melodi yang enak didengarkan dan diagram yang mengambil alih perhatian.


Dalam kerangka diagram, banyak team developer ingin membandingkan diri dari kompetitor. Tidak harus realitas, mereka berusaha untuk adopsi style diagram yang lebih inovatif. Berikut tujuh games yang mempunyai diagram yang unik.


1. Cuphead


Terkenal karena gameplay-nya yang buat frustrasi, Cuphead kerap disetarakan dengan games Dark Souls. Di Cuphead, kamu dan satu pemain yang lain usaha untuk menuntaskan tingkat yang selalu usai dengan boss fight yang susah.


Tetapi, daya magnet dalam games run and gun ini bukanlah terbatas pada gameplay-nya saja. Musik jazz dituruti dengan diagram dan style animasi yang di inspirasi kartun 1930-an jadi perhatian beberapa gamer. Yap, bukan berasa bermain games kembali, tetapi melihat kartun yang penuh tindakan!


Karena diagramnya, Cuphead memenangi beragam penghargaan seperti design visual terbaik di Golden Joystick Awards 2017 dan art direction terbaik di The Games Awards 2017.


2. Return of the Obra Dinn


Sebagai penyelidik atau investigator asuransi, kamu punyai kewajiban untuk mengecek kapal Obra Dinn yang hancur tanpa pertanda kehidupan. Dalam interograsi ini, kamu akan memeras otak untuk cari tahu nasib seluruh kru kapal, siapakah pembunuh mereka, dan lokasi mereka jika masih hidup.


Seperti Cuphead, Return of the Obra Dinn memperoleh sanjungan karena diagramnya. Style 1-bit yang monokrom ini di inspirasi dari jejeran games computer Macintosh awalnya.


Berbicara masalah diagram, Return of the Obra Dinn memenangi penghargaan art direction terbaik di The Games Awards 2018 dan perolehan artistik di British Academy Game Awards ke-15. Siapa ngomong diagram bagus harus realitas?


3. The Walking Dead


Cerita Lee dan Clementine sudah membuat beberapa gamer teteskan air mata. Untuk kamu yang belum mengetahui, games episodik ini menceritakan mengenai seorang terpidana namanya Lee Everett yang memperoleh peluang ke-2 dalam kehidupan di tengah-tengah jumlahnya zombi. Arah Lee simpel tapi susah. Ya, bertahan hidup dan membuat perlindungan seorang anak wanita namanya Clementine.


Games yang memperoleh tanggapan yang mengagumkan positif ini dibungkus dalam diagram ala-ala buku komik. Bahkan juga, dalam The Walking Dead: The Telltale Definitive Seri, diagram ini memperoleh peralihan. Mengangkat nama 'graphic black', penampilan The Walking Dead semakin serupa dengan komik bikinan Robert Kirkman.


4. GRIS


Kalimat itu susah dipungkiri, ingat diagram GRIS yang betul-betul fenomenal. Keyword 'indah' kerap diketemukan saat cari pembahasan berkenaan GRIS.


Dibikin oleh Nomada Studio, games dengan diagram yang kelihatan bak lukisan air ini ikuti cerita seorang wanita muda namanya Gris yang hadapi pengalaman menyakitkan dalam kehidupannya. Seiring waktu berjalan, Gris akan tumbuh secara emosional dan menyaksikan dunianya secara berlainan.


Menyaksikan beragam pembahasan yang beri pujian diagram, dapat diprediksikan jika GRIS jadi juara untuk beragam penghargaan yang terkait dengan diagram. Contoh penghargaan yang dimenangi GRIS ialah Games Developers Choice Awards 2019 kelompok seni visual terbaik dan Titanium Awards 2019 kelompok seni terbaik.


5. Ōkami

Bermula dari sebuah games PlayStation 2, Ōkami di-launching di Wii, walau diberitakan sebelumnya jika games ini tidak di-launching untuk konsol Nintendo itu.


Versus HD-nya selanjutnya di-launching untuk PlayStation 3, PlayStation 4, Xbox One, PC, dan Nintendo Switch. Walau datang untuk beragam konsol yang lain, diagramnya masih tetap kekal, tidak mengenali waktu.


Ōkami bercerita cerita Amaterasu, dewi matahari Jepang berbentuk serigala putih yang berusaha menaklukkan Orochi, iblis berkepala delapan yang merusak Nippon (Jepang).


Awalannya, games ini punyai diagram yang termasuk realitas pada periodenya. Tetapi, team Clover Studio memilih untuk adopsi style sumi-e, lukisan tinta Jepang yang estetis karena warna hitam putihnya. Oleh karena itu, Ōkami dianugerahkan penghargaan perolehan artistik di BAFTA Game Award 2007.


6. 11-11 Memories Retold


11-11 Memories Retold jadi contoh games selanjutnya yang di inspirasi oleh style lukisan. Games adventure ini ambil waktu pada Perang Dunia I. Kamu bermain sebagai dua watak, yakni photografer muda asal Kanada dan mekanik dari Jerman. Ke-2 nya turut serta dalam perang karena argumen yang lain.


Diagramnya sendiri di inspirasi oleh style impresionisme yang mengutamakan pelukisan sinar dengan sapuan kuas yang relatif kecil, tipis, namun tetap kelihatan. Karena diagram ini, games 11-11 Memories Retold seperti terlihat lukisan yang bergerak.


7. 13 Sentinels: Aegis Rim


Saat berbicara masalah diagram, kita tidak bisa lupakan Vanillaware yang unik dengan diagram dua dimensinya. Walau diagram Odin Sphere seringkali disanjung, daftar ini akan mengulas 13 Sentinels: Aegis Rim, games terkini Vanillaware.


13 Sentinels: Aegis Rim ikuti narasi tiga belas siswa SMA di Jepang tahun 1980-an yang terbawa dalam perang modern di antara mecha dan kaiju yang bermusuhan. Plotnya memang kece, tapi bagaimana dengan diagramnya?


Diagram games terkini Vanillaware ini memanglah tidak penuh warna dibanding Odin Sphere. Tetapi, minimal Vanillaware coba hal baru dengan memakai asset tiga dimensi dalam games ini.


Disamping itu, kecurangan dampak penerangan membuat atmosfer games semakin berasa. Penerangan dan object digunakan untuk membuat fantasi jarak, depth of field.


Sesudah membaca artikel ini, kurang lebih games mana yang punyai diagram sangat menarik? Atau, ada games dengan diagram unik yang belum tertera dalam daftar ini? Sertakan di kotak kometar, ya!


Read more →