Kamis, 04 November 2021

Menyaksikan Skena Esports Indonesia Timur dari Mata Pandora Corp

Menyaksikan Skena Esports Indonesia Timur dari Mata Pandora Corp

PASTORBFMC - Ekosistem esport di Sulawesi Selatan semakin berkembang. Team-team juga telah tercipta di bawah lindungan banyak siber kafe atau gaming house. Disamping itu, makin banyak kompetisi yang diadakan.

Salah satunya yang turut jadi motor pendorong ialah Pandora Corp. yang mengepalai Pandora Siber Kafe. Mereka kembali menggelar kompetisi esport untuk kali ke-2 di tahun ini, dengan keseluruhan hadiah capai Rp15 juta. Gelaran bertema "GameZone" itu digelar pada 22 Oktober sampai Minggu (31/10/2021) di Atrium London Phinisi Poin.

Ada empat games yang ditandingkan seperti Mobile Legends, Pokemon Unite, Free Fire dan Tekken 7. Seksi Umum Pandora Corp. Muhammad Fahreza Ibrahim menjelaskan, jumlah peserta kompetisi capai 400 orang, dengan bentang umur 9 sampai 20-an tahun.

"Dari peserta semangatnya tinggi, mereka benar-benar suka karena ada acara ini. Keinginannya sama, besok-besok kami buat kembali dengan teratur," kata figur yang umum dipanggil Bob itu saat dijumpai PASTORBFMC, Minggu malam (1/11/2021).


1.Pandora Corp. bernafsu membuat ekosistem esports

Kompetisi seperti "GameZone" yang digodok menjadi salah satunya usaha Pandora Corp. dalam ajang esport Makassar. Menurut Bob, faksinya punyai program kerja lain untuk mendidik dan menjala kekuatan olahragawan pro. Misalnya yaitu jumpa wicara, pengiringan beberapa olahragawan sampai pembimbingan prestasi.


Secara terang-terangan, dia mengaku jika skena esports di Indonesia Timur sangat ketinggalan bila dibanding dengan Pulau Jawa. Karena itu, pekerjaan membuat ekosistem dan membuat sejajar tidak segampang mengubah telapak tangan.

"Di situ ekosistemnya mengagumkan, apa lagi di ibukota. Tidak usahlah kita team-team di Sulawesi muluk-muluk ingin samakan team-team di Jawa seperti RRQ dan sejenisnya dari sisi sponsorship dan jam terbang. Itu tidak kemungkinan mi," kata Bob.


"Di sini saya tidak bicara mengenai value-nya tetapi mengenai kemiripan ekosistemnya. Itu yang ketinggalan di Indonesia Timur, dan kita merencanakan angkat supaya bisa sama dengan di Jawa," tambahnya.


2. Stigma negatif orangtua pada games dan gamer sendiri dianggap masih menempel

Tahun 2018 lalu, Pandora Corp. sempat juga melangsungkan kompetisi esports. Waktu itu mereka didukung usaha kulineran Kaesang Pangarep yaitu Si Pisang, dan membawa serta Celebes Gaming Community (Cegacom). Gelaran sama sempat dijadwalkan pada 2020, tetapi mau tak mau dibatalkan karena wabahk COVID-19.


Tetapi dari periode 2018 sampai 2021, Bob mengaku permasalahan stigma negatif yang menempel pada gamer dari orangtua masih tetap ada. Ini sangat berlainan dengan keadaan di Jawa, di mana beberapa ayah dan ibu berlomba masukkan buah hatinya ke tim-tim gaming untuk mengoptimalkan kekuatan.


"Argumennya, beberapa orangtua belum menyaksikan pembuktian jika terjun esports punyai tingkatan profesi," kata figur yang anggota Sektor Umum Esports Indonesia (ESI) Sulsel itu.


"Anggaplah ESI membuat batas usia minimum jadi player yaitu 13 sampai 30 tahun. Umur 25 sampai 35, ia menjadi pelatih. Usia 30 ke atas menjadi manager karena perlu kematangan, karena tidak gampang jadi manager team esports," paparnya.

Esports Indonesia

3. Pandora Corp. mengharap visi panjang membuat skena esports dapat berbuah hasil

Berbicara lebih jauh, stigma negatif orangtua di Indonesia Timur yang mencoba diganti oleh Pandora Corp. Bob mengaku ini juga yang membuat mereka susah menyaksikan deskripsi besar esports sebagai olahraga yang mempertajam kecakapan, psikis, pemikiran sampai fisik.


"Ortu belikan anak konsol atau gawai, dan sesudahnya percuma. Walau sebenarnya bila anak dapat ditujukan dan dididik secara baik, apa lagi diikutkan ke team professional dan belajar disana, saya percaya anaknya dapat mempunyai potensi jadi olahragawan pro," ucapnya.


"Karena itu sebagai loyalitas Pandora Corp. dalam membuat ekosistem, kami akan memberikan evaluasi ke orangtua apa segi positif esports lewat talkshow dan seminar. Untuk 'GameZone' ini kita telah kerjakan untuk pertama kali. Karena selainnya praktek, teorinya terang perlu," lanjut Bob.


Lewat beragam program godokan mereka, Pandora Corp. mengharap menjadi pintu masuk dan arah anak-anak muda Indonesia Timur untuk masuk ke dunia esports.


"Kami mengharap besar, supaya ekosistem yang dibuat dapat sukses. Tentu perlu waktu, dan usaha keras. Tetapi itu loyalitas kami dan akan kita perjuangkan," tandas Bob.

Baca Juga : 5 BUKTI MINECRAFT 'THE WILD UP-DATE', BIOMA DAN MOB BARU



0 Comments to “ Menyaksikan Skena Esports Indonesia Timur dari Mata Pandora Corp”

Posting Komentar